Sikapnews.com
RAMADHAN DAN SILATURAHIM
Oleh:
Aswan Nasution
Alumni 1979 Al-Qismul A’ly Al-Jami’atul Washliyah Isma’iliyah Medan-Sumatera Utara
“Maukah kalian aku tunjukkan amal yang besar pahalanya daripada shalat dan shaum” tanya Rasulullah Saw. kepada sahabat. “Tentu saja,” jawab mereka. Beliau Saw. kemudian menjelaskan,” Engkau damaikan yang bertengkar, menyambungkan persaudaraan yang terputus, mempertemukan kembali saudara-saudara yang terpisah, menjembatani berbagai kelompok dalam Islam, dan mengukuhkan tali persaudaraan di antara mereka adalah amal saleh yang besar pahalanya. Barangsiapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan diluaskan rezekinya, hendaklah ia menyambungkan tali silaturrahim.” [HR. Bukhari-Muslim].
RAMADHAN menjadi istimewa bukan hanya secara spritual, melainkan juga sosial. Pada bulan ini kita berkesempatan memperkuat hubungan dengan Allah Swt [hablum min Allah] dan hubungan antarmanusia [hablum min al-nas].
Selain meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadah langsung dengan berpuasa, shalat atau membaca Al-Qur’an, dan ibadah lainnya, kita bisa lebih menjalin silaturahim dengan sanak keluarga, handai taulan, atau kolega pada bulan Ramadhan.
Meski kegiatan pada Ramadhan tetap padat, kita rela meluangkan waktu demi bertemu-kangen dengan saudara atau teman dalam acara buka puasa bersama. Bahkan tak jarang dalam acara itu, kita bisa bertemu beberapa teman atau sanak saudara sekaligus.
Ini satu kesempatan yang jarang kita dapatkan pada bulan dan hari-hari biasa. Tentu tradisi baik masyarakat Indonesia ini mesti kita jaga dan lestarikan. Pada proses silaturahim inilah kita mempererat persaudaraan atau perkerabatan dan lebih menghangatkan hati kita masing-masing. Hati yang hangat akan membuka percakapan dan diskusi yang hangat pula.
Dalam silaturahim itu kita bisa mengetahui kondisi dan situasi yang dialami teman atau saudara-saudara kita. Mereka sedang apa, sudah melakukan apa, dan punya gagasan atau gerakan apa. Dari situ biasanya bermunculan beragam gagasan atau gerakan positif yang bisa kita sumbangkan untuk kebaikan keluarga dan bangsa.
Selanjutnya, kita bisa saling membantu dalam kebaikan. Dalam hal ini Allah Swt berfirman: “… dan tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa, dan jangan saling menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.” [QS. Al-Maidah (5): 2].
Sebagai bagian dari kebaikan, seyogianya silaturahim yang kita jalin itu kita membahas gagasan. Ya, bertukar gagasan dan praktik baik akan lebih bermanfaat untuk kemanusiaan ketimbang membicarakan aib orang.
Membicarakan aib orang akan habis tuntas dalam hitungan jam, dan hanya berbuntut kepada permusuhan, sesuatu yang sudah dengan gamblang dilarang dalam ayat di atas.
Membicangkan gagasan dan praktik baik itu akan panjang dan tak bakal habis-habis. Bahkan bila ternyata gagasan itu membawa perubahan maka ia akan menjadi amal yang pahalanya senantiasa mengalir setelah kita wafat sekalipun.
Rasulullah Saw bersabsa: “Jika seseorang meninggal dunia maka terputuslah semua amalnya, kecuali tiga: sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang senantiasa mendoakannya.” [HR. Muslim].
Ramadhan sering juga disebut sebagai bulan rahmah, bulan kasih sayang. Adalah tepat bila kita senantiasa meningkatkan rasa kasih sayang, salah satunya, melalui silaturahim. Mari kita pererat tali persaudaraan dan perkerabatan pada Ramadhan ini; mari saling menjaga dan mendukung setiap ikhtiar kebaikan. Wallahu’alam bishowab.
Referensi:
-Anies, Tentang Anak Muda, Impian, Dan lndonesia, Syafiq Basri, 2016.
-Dahsyatnya Energi Silaturahim, S. Supriatmanto & B. Handriyanto, 2010.