Prevalensi Stunting Sumut Turun 18,9%, Ini Penjelasan Pj Gubsu

Pj gubsu
Foto : Penjabat Gubernur Sumatera Utara Hassanudin di dampingi Kepala dinas komunikasi dan informatika, Ilyas S Sitorus. Kamis, (21/03/2024).

MEDAN_Sikapnews.com : Penjabat (Pj) Gubernur Sumut Hassanudin, mengatakan bahwa, Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, angka prevalensi stunting di Sumatera Utara (Sumut) berhasil turun menjadi 18,9%, atau berkurang sekitar 2,2%, dari tahun sebelumnya 2022 sebesar 21,1%, Kota Medan. Sumatera Utara. Kamis, (21/03/2024). 

“Inilah upaya kita menekan angka stunting hingga mencapai target, kita terus berupaya pada tahun ini kita anggarkan sebanyak Rp370 miliar, kita optimis stunting bisa capai target yang ditetapkan pada tahun 2024 yaitu 14%,” ungkap Hassanudin. 

Bacaan Lainnya

Sesuai data SKI 2023, Sumut berada di urutan sembilan dengan angka prevalensi stunting terendah se-Indonesia. Angka prevalensi Sumut tersebut juga berada di bawah angka prevalensi nasional yakni 21,5%.

“Kita juga berada di bawah nasional, tapi tahun ini kita kejar target 14%, kita pasti bisa,” tambahnya.

Selama tahun 2023, Pemerintah Provinsi Sumut telah melakukan berbagai upaya kolaboratif untuk menekan angka stunting. 

Sehingga upaya itu berhasil menurunkan angka stunting sebesar 2,2%.

“Selain Pemprov Sumut, upaya penurunan stunting ini juga upaya kolaboratif dari semua pihak, hasilnya penurunan stunting ini, kita terus perkuat koordinasi dan sinergi,” tambah Hassanudin.

Disampaikan juga, upaya pengendalian prevalensi stunting di Sumut, merupakan prioritas daerah bahkan nasional. Untuk itu, perlu jadi perhatian bersama seluruh pihak.

“Upaya pengendalian prevalensi stunting di Sumut adalah sebuah prioritas yang tak terbantahkan, kami akan terus berkomitmen untuk mengintensifkan langkah-langkah kami dalam memerangi masalah ini,” jelasnya.

Menurut dirinya, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi, salah satunya akses layanan kesehatan di daerah terpencil. 

Untuk itu, Pemprov Sumut berkomitmen terus meningkatkan efektivitas program intervensi yang ada, sembari mengembangkan inisiatif baru yang inovatif dan lebih terarah.

“Misalnya percepatan intervensi langsung pada ibu hamil, ibu menyusui, balita, dan remaja,” ucap Hassanudin.

Masa depan generasi Sumut tergantung pada tindakan-tindakan generasi pemegang kebijakan sekarang. 

“Masa depan generasi kita tergantung pada tindakan-tindakan kita hari ini, kami terus memastikan bahwa setiap anak memiliki kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang dengan sehat,” tutup Pj Gubsu. (red) 

Pos terkait