Pesan Qurban Mewujudkan Kesalehan Sosial

Foto : Aswan Nasution.

Pesan Qurban Mewujudkan Kesalehan Sosial
Oleh:
 Aswan Nasution
Alumni 1979 Al-Qismul A’ly Al-Jami’atul Washliyah Isma’iliyah Medan-Sumatera Utara

“Tidak beriman seseorang daripada kamu sehingga ia mengasihi saudaranya sebagaimana ia mengasihi dirinya sendiri”. [HR. Bukhari dan Muslim].

Bacaan Lainnya

Ibadah qurban sejatinya merupakan tuntunan ibadah yang paling tua umurnya karena telah diperintahkan Allah sejak Nabi Ibrahim AS yaitu ketika beliau diperintahkan mengorbankan putra beliau Ismail.

Peristiwa tersebut merupakan ujian mahaberat bagi nabi Ibrahim yang diperintahkan oleh Allah untuk merelakan putra kesayangannya Ismail diqurbankan. Kita tahu, Nabi Ibrahim lulus dari ujian mahaberat itu.

Peristiwa itu juga merupakan pesan sekaligus pelajaran yang berharga bagi kita yang tentunya tidak hanya untuk diresapi semata melainkan untuk diamalkan dalam kehidupan kita sehari-hari.

Anjuran berqurban tidak hanya berdemensi spritual yaitu untuk mendekatkan diri kepada Allah tetapi juga berdemensi kemanusiaan. Upaya mendekatkan diri kepada Allah dijawab oleh Allah dengan menunjukkan bahwa kedekatan kepada Allah akan diperoleh manakala mereka mendekati orang-orang yang hidup dalam kesusahan dan membutuhkan pertolongan.

Oleh karena itu, dengan kembalinya pesan itu setiap tahun, kita diingatkan untuk berintrospeksi, adakah peningkatan dalam kualitas keimanan dan amal kita. Walaupun ritual qurban datang setahun sekali, tetapi semangat berqurban haruslah menjadi panggilan hidup dan gaya hidup.

Kita tidak perlu lagi jauh-jauh untuk mencari saudara kita yang menderita karena disamping kiri-kanan kita tampak kesusahan saudara-saudara kita. Apapun penyebabnya, yang nyata mereka berada dalam kesusahan, dan pesan bagi orang yang beruntung tidak lain adalah bersegeralah berqurban.

Berqurban adalah manifestasi sikap bahwa diri kita baru berarti ketika berguna bagi orang lain yang dalam kesusahan hidup. Walaupun pesan berqurban sudah diturunkan sejak dahulu kala, tetapi persoalan kemiskinan dan kesusahan hidup tidak pernah hilang dari muka bumi hingga kini.

BAHKAN ditengah kehidupan modern, dimana ilmu pengetahuan bertambah maju, produktifitas masyarakat dan bangsa tertentu semakin tinggi, kesusahan bukannya sirna tetapi tampak justru semakin meluas dan mendalam.

Persoalan ini akan dapat kita atasi bersama, manakala kita bergandengan tangan, menggalang solidaritas, dan yang kuat menolong yang lemah. Ibadah qurban, sebagai pelambang keadilan sosial, memang secara ritual dilaksanakan sekali setahun, tetapi didalam kehidupan bermasyarakat, dia haruslah tercermin dalam kehidupan kita sehari-hari.

Bahkan dalam upaya pengamalan sila Keadilan Sosial dari Pancasila bagi serluruh rakyat Indonesia, maka hal ini harus mewarnai seluruh gerak kehidupan berbangsa dan bernegara. Lewat semangat “berqurban” kita berusaha mengurangi jurang pemisah antara sikaya dan simiskin yang kini cenderung dalam kehidupan masyarakat modern yang kian meningkat.

Inilah spirit dari ritual yang dijalankan dalam bulan Zulhijjah yaitu spirit dan tekad berkurqan demi memenuhi panggilan Allah yang wujudnyanya adalah pembelaan dan pelayanan kepada manusia terutama fakir miskin dan kaum terlantar.

MUDAH-MUDAHAN Allah memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita sehingga kita benar-benar dapat memperlakukan saudara kita sebagaimana pula kita mengasihi diri sendiri dan semoga Allah menjadikan kita sebagai orang-orang yang gemar berqurban, sehingga kita dekat kepada Allah dan selalu berkasih sayang dengan saudara- saudara kita seiman dan sebagai hamba Allah.

Amiin ya rabbal a’lamiin. Wallahu a’lam bishshawab.

Pos terkait