Sikapnews.com
NUZULUL QUR’AN BAGI DIRI SENDIRI
Oleh:
Aswan Nasution
Alumni 1979 Al-Qismul A’ly Al-Jami’atul Washliyah Isma’iliyah Medan-Sumatera Utara
“Pada bulan Ramadhan diturunkan Kitab Suci Al-Qur’an untuk menjadi petunjuk bagi manusia dan keterangan-keterangan mengenai petunjuk itu dan untuk menjadi garis pemisah [antara yang hak dan yang bathil,” [QS. Al-Baqarah: 185].
PERISTIWA turunnya Al-Qur’an Nuzulul Qur’an merupakan satu peristiwa yang sangat penting, baik untuk umat Islam yang telah meyakini Al-Qur’an sebagai kitab sucinya maupun oleh umat manusia seluruhnya yang telah mendapatkan nilai-nilai hidup dari ajaran Al-Qur’an.
Kitab suci Al-Qur’an bukanlah untuk sekedar dibaca dan dicari pahalanya belaka. Tetapi, Al-Qur’an harus dibaca, difahami, didalami dan dilaksanakan. Juga, Al-Qur’an bukan hanya untuk dilagu-lagukan dan diperlombakan lagunya, tanpa ada usaha untuk menghayati dan dilaksanakan isinya.
Karena isi Al-Qur’an itu memberikan pedoman untuk manusia mulai soal ibadah, muamalah [pergaulan hidup], iman dan ilmu, perasaan dan pikiran, alam dunia dan alam akhirat, mengatur rumah tangga dan negara [politik, pendidikan, Ekonomi] juga berbagai persoalan hidup lainnya.
Adapun fungsi Al-Qur’an sebagaimana tertera dalam ayat tersebut di atas yakni sebagai berikut :
Pertama, sebagai petunjuk manusia. Maksudnya yaitu Al-Qur’an memberikan petunjuk [hidayah] dan bimbingan kepada umat manusia, dengan jalan mengembangkan kecerdasan dan ilmu pengetahuan mencari kebenaran.
Kedua, sebagai keterangan-keterangan. Al- Qur’an memberikan keterangan-keterangan
, dalil-dalil, penjelasan secara terperinci tentang pelaksanaan pimpinan itu.
Di antaranya batas-batas yang ditentukan Allah, kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan, juga keterangan tentang mana yang halal dan yang haram.
Ketiga, sebagai garis pemisah. Maksudnya menjadi garis pemisah untuk membedakan antara yang hak dan dengan batil, antara yang benar dengan yang sesat, juga yang semacamnya.
Rasulullah SAW. telah memberikan untunan kepada kita yaitu agar neningkatkan amal ibadah kita di akhir bulan Ramadhan, apakah itu berzikir, i’tikaf, shalat sunnat, shadaqah serta ibadah-ibadah lainnya. Suatu ibadah utama yang senantiasa mendapatkan perhatian Rasulullah SAW adalah telaah atau tadarus Al-Qur’an.
Setiap bulan Ramadhan, Rasulullah SAW. selalu bertadarus Al-Qur’an dengan bimbingan langsung Malaikat Jibril. Sebab itu, kita yang mengaku umat Muhammad SAW.
Juga harus mengikuti jejaknya agar senantiasa pula bertadarus Al-Qur’an agar bacaan dan pemahaman terhadap isi kandungan Al-Qur’an semakin baik.
Sikap “Nuzul Qur’an” setiap membaca kalam ilahi, dan merasakan dialog serta komunikasi langsung dengan Tuhan dalam setiap ayat yang dibaca inilah yang akhirnya menjadikan kita selalu dengan Al-Qur’an, dimana setiap malam, kita selalu membaca Al-Qur’an, dengan penuh penghayatan.
Setiap 17 Ramadhan kita merayakan Nuzulul Qur’ an, dengan peringatan yang cukup meriah, dengan alasan syi’ar agama; tetapi sudahkah kita semua “me-nuzul-kan Al-Qur’an dalam diri kita masing-masing, sehingga setiap muslim benar-benar dapat menjadi syi’ar agama bagi masyarakat sekitarnya? Memperingati Nuzul Qur’an berarti sejauh manakah kita sudah memahami, menghayati dan mengamalkan Al-Qur’an dalam kehidupan kita sehari-hari.
Kita memperingati Nuzulul Qur’an setiap bulan Ramadhan, seyogyanya merupakan peringatan kepada kita semua sudahkah kita menuzulkan Al-Qur’an ke dalam hati, jiwa, pikiran, perasaan dan sikap hidup kita sehari-hari, sehingga setiap kita mendengar alunan ayat-ayat suci tersebut, maka hati kita akan tergetar untuk segera menyambut seruan Ilahi Rabbi, mengabdi dan meyembah kepada-Nya.
Dengan peristiwa Nuzulul Qur’ an, mari kita perbaharui tekad untuk mempelajari makna Al-Qur’an serta berusaha untuk menunaikan dan menuntaskan seayat demi seayat, dan kita wajib menciptakan kondisi yang dalam memungkinkan ayat Al-Qur’an itu kita laksanakan dalam kehidupan umat manusia. Wallahu ‘alam bish shawab.
Referensi:
SKJ No.211, 1999.