Menteri Agama Sebut Indonesia Memiliki Potensi Yang Berharga Bagi Masyarakat Dunia

Foto : Menteri Agama Republik Indonesia, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A saat menjadi Narasumber di salah satu televisi Nasional pada Selasa, 29 Oktober 2024 di Jakarta. Minggu, (03/11/2024).

BATUBARA_Sikapnews.com : ​​​​​​​Menteri Agama (Menag)Republik Indonesia, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A mengatakan bahwa, Indonesia memiliki potensi yang sangat berharga bagi masyarakat dunia. Minggu, (03/11/2024).

Menurut Nasaruddin, Potensi itu ada pada sektor kerukunan umat beragama di Indonesia, terlihat dari kehidupan sehari-hari.

Hal ini disampaikan Menag saat menjadi pembicara pada talkshow di salah satu televisi Nasional pada Selasa, 29 Oktober 2024 di Jakarta. Menurutnya, ada nilai jual tersendiri dari potensi Indonesia.

Menag Nasaruddin juga menyebut bahwa, salah satu jendela untuk mengintip wajah Indonesia adalah situasi keberagamaan, Keberhasilan dalam mengelola keberagamaan, berkontribusi besar untuk citra Indonesia.

“Kita juga tidak bisa membangun bangsa ini kalau situasinya tidak dalam keadaan tenang. Maka dari itu peranan Kementerian Agama itu sangat penting,” tegasnya.

Kerja Kementerian Agama, kata Menag, tidak bisa semua dilihat secara kasat mata. Sebab, salah satu yang menjadi garapan Kemenag adalah hati melalui pembinaan umat.

Sebagai tujuannya, agar tidak ada jarak antara pelaku hidup atau masyarakat dengan ajaran agama yang dianutnya.

“Makin berjarak masyarakat dengan ajaran agamanya, maka di situ ada kegagalan pembinaan umat,” kata Menag.

“Tapi makin dekat antara masyarakat dengan ajaran agamanya, maka itu ada sebuah keberhasilan pembinaan umat,” sambungnya.

Di acara Talkshow, Menag menjelaskan kriteria keberagamaan tidak hanya diukur dengan hal-hal yang bersifat formalitas, Tapi Lebih dari itu.

Bahkan, ada nilai yang bersifat filosofi pada ajaran setiap agama serta bagaimana umat menerapkannya. Karena tidak boleh ada jarak antara ajaran agama dengan pemeluknya.

“Semakin berjarak antara pemeluk dengan ajaran agama, maka itu ada masalah. Tantangan kami di Kemenag bagaimana menciptakan jarak yang lebih dekat lagi dan akhirnya bisa menyatu antara ajaran agama dan pemeluknya,” tutupnya. (red)

Pos terkait