Menjadi Umat Pelopor Kebaikan, Ini Isi Khutbah Jum’at Penyuluh Agama Islam Batu Bara

Foto : Penyuluh Agama Islam Kabupaten Batu Bara, Muhammad Fidaus, Lc.,M.Ag. Jum'at, (22/11/2024).

MENJADI UMAT PELOPOR KEBAIKAN

Oleh:
Muhammad Firdaus, Lc.,M.Ag
Penyuluh Agama Islam Kabupaten Batu Bara – Sumatera Utara
Khutbah Jum’at Masjid Ar-Rahman Aceh Sepakat

 

Khutbah Pertama

الحمدُ للهِ الَّذي أَمَرَ عبادَهُ المؤمنينَ بالدَّعوةِ إلى الخيرِ، والأمرِ بالمعروفِ، والنَّهْيِ عنِ المُنْكَرِ، وجعلَ ذلكَ طريقًا إلى الفلاحِ والفوزِ في الدُّنيا والآخرةِ. وأشهدُ أنْ لا إلهَ إلا اللهُ وحدَهُ لا شريكَ لهُ، وأشهدُ أنَّ محمدًا عبدُهُ ورسولُهُ، الدَّاعي إلى سبيلِ ربِّهِ بالحكمةِ والموعظةِ الحسنةِ. اللهمَّ صلِّ وسلِّمْ وبارِكْ على سيِّدِنا محمدٍ وعلى آلِهِ وأصحابِهِ أجمعينَ.

أَمَّا بعدُ، فيا أيُّها المسلمونَ، أُوصِيكمْ ونفسي المُذْنِبَةَ المُقَصِّرَةَ بتقوى اللهِ عزَّ وجلَّ، فإنَّها وصيَّةُ اللهِ للأوَّلينَ والآخرينَ، قال تعالى:  وَلَقَدْ وَصَّيْنَا ٱلَّذِينَ أُوتُوا ٱلْكِتَـٰبَ مِن قَبْلِكُمْ وَإِيَّاكُمْ أَنِ ٱتَّقُوا ٱللَّهَ [النساء: 131].

Hadirin jamaah Jumat yang dirahmati Allah,

Dalam khutbah ini, marilah kita renungkan firman Allah dalam Surah Ali ‘Imran ayat 104:

وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۚ وَأُولٰٓئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar; merekalah orang-orang yang beruntung.”

Ayat ini menegaskan pentingnya peran umat Islam sebagai pelopor kebaikan di tengah masyarakat. Motivasi Rasulullah kepada umatnya tidak sebatas menjadi pelaku kebaikan saja. Beliau juga mengajak umatnya untuk menjadi pelopor kebaikan dalam kehidupan. Maksud dari pelopor kebaikan ini adalah menjadi penyebab orang lain melakukan kebaikan atau terhindar dari keburukan.

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,

Sekilas kata “khair” (الْخَيْرِ) dan “ma’ruf” (الْمَعْرُوفِ) ini dapat di artikan dengan kebaikan, namun kedua kata ini memiliki makna yang berbeda dan saling melengkapi, masing-masing memiliki fungsi tertentu dalam konteks amar makruf nahi mungkar. Berikut penjelasan perbedaan makna dan fungsi keduanya:

Kata khair secara umum berarti “kebaikan.” Dalam ayat ini, khair mencakup semua bentuk amal, sikap, dan perbuatan yang membawa manfaat, baik di dunia maupun di akhirat. Ulama tafsir seperti Ibnu Katsir dan al-Sa’di menjelaskan bahwa khair dalam ayat ini merujuk kepada ajakan untuk segala hal yang mengarah kepada ketaatan kepada Allah, seperti keimanan, ibadah, menuntut ilmu, keadilan, kasih sayang, dan perbuatan baik lainnya.

Fungsi dari istilah ini dalam ayat adalah memberikan tujuan umum dari tugas umat Islam, yaitu menyeru kepada kebaikan universal. Dengan menyeru kepada khair, umat Islam diharapkan menjadi agen perubahan yang memperbaiki kondisi masyarakat secara menyeluruh.

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,

Kata ma’ruf berasal dari akar kata ‘arafa yang berarti “mengetahui.” Secara istilah, ma’ruf berarti segala sesuatu yang diketahui oleh akal sehat dan syariat sebagai hal yang baik, seperti kejujuran, berbuat adil, menjaga amanah, dan menghormati hak orang lain. Imam
Al-Qurthubi menjelaskan bahwa ma’ruf adalah kebaikan yang sifatnya lebih spesifik dan telah disepakati oleh syariat Islam sebagai amal yang terpuji. Contohnya, menegakkan shalat, berzakat, berbuat baik kepada tetangga, dan menjaga silaturahmi.

Fungsi ma’ruf dalam ayat ini adalah memberikan batasan atau penekanan pada tindakan praktis yang harus ditegakkan oleh umat. Jika khair bersifat universal, maka ma’ruf adalah bentuk aplikasinya yang lebih spesifik sesuai ajaran Islam.

Setidaknya ada beberapa poin yang dapat kita petik dalam ayat ini untuk menjadi Umat Pelopor Kebaikan

  1. Kewajiban Amar Makruf Nahi Mungkar

Sebagai Umat Pelopor Kebaikan haruslah menjalankan Kewajiban Amar Makruf Nahi Mungkar. Imam al-Qurthubi dalam tafsirnya menjelaskan bahwa ayat ini mengandung kewajiban bagi umat Islam untuk membentuk kelompok yang secara khusus berdakwah, mengajak kepada kebaikan, dan mencegah kemungkaran. Dakwah ini tidak hanya terbatas pada ucapan, tetapi juga perbuatan nyata.

  1. Tugas Kolektif Umat Islam

Imam Ibnu Katsir menjelaskan bahwa penggunaan kata منكم dalam ayat ini menunjukkan kewajiban kolektif (fardhu kifayah). Artinya, jika sebagian umat telah melaksanakan tugas ini, maka gugurlah kewajiban bagi yang lain. Namun, jika tidak ada yang melakukannya, semua akan berdosa. Oleh sebab itu mesti ada di antara umat ini yang menaruh perhatian terhadap tugas ini.

  1. Keberuntungan bagi Mereka yang Menjalankan

Allah mengakhiri ayat ini dengan menyebutkan bahwa mereka yang menjalankan tugas ini adalah orang-orang yang beruntung (muflihun). Al-Thabari menafsirkan bahwa keberuntungan ini mencakup keberhasilan di dunia dan akhirat, berupa keridhaan Allah dan surga-Nya.

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,

Sebagai umat Islam, ayat ini adalah panggilan untuk kita semua. Jangan sampai kita lalai atau abai terhadap kewajiban ini. Dakwah kepada kebaikan dan pencegahan kemungkaran adalah tugas yang harus kita laksanakan sesuai kemampuan kita, baik dalam keluarga, lingkungan kerja, maupun masyarakat luas.

Semoga Allah menjadikan kita bagian dari umat yang senantiasa menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran sehingga dapat menuju keberuntungan sebagaimana disebutkan dalam akhir ayat: وَأُولٰٓئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ” (Merekalah orang-orang yang beruntung).

 

Khutbah Kedua

الحمد لله الذي جعل الدعوة إلى الخير والأمر بالمعروف والنهي عن المنكر من أعظم شعائر الدين، وجعلها سببًا لنيل الفلاح والنجاح. وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله، خير داعٍ إلى الله، صلوات ربي وسلامه عليه وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين.

أما بعد، فيا عباد الله، أوصيكم ونفسي بتقوى الله جل وعلا، والعمل بما أمر به، والانتهاء عما نهى عنه، والدعوة إلى الخير، والأمر بالمعروف والنهي عن المنكر، كما قال تعالى: وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۚ وَأُولٰٓئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ [آل عمران: 104].


فعلينا أن نكون من هؤلاء الذين يسعون إلى تحقيق هذه الفضائل العظيمة لننال الفلاح في الدنيا والآخرة.

Pos terkait