MEMBACA AL-QUR’AN, KEUTAMAAN MEMAHAMI DAN MENGAMALKANNYA
Oleh:
Aswan Nasution
Alumni 1979 Al-Qismul A’ly Al-Jami’atul Washliyah Isma’iliyah Medan-Sumatera Utara
“Bacalah dengan [menyebut] nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, yang mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” [QS. Al-‘Alaq (96): 1-5].
AL-QURAN adalah kalam Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai mu’jizat dan pembimbing umat manusia sepanjang masa. Belum ada kitab yang serupa dengan Al Quran, pembacanya terdiri dari anak-anak, remaja, dewasa dan orang tua.
Pada saat membaca Al-Qur’an, Allah berbicara kepada kita. Membaca Al Quran berarti mendengar firman-Nya sekaligus berdialog, dengan-Nya. Membaca Al-Qur’an mencerminkan perjumpaan kita kepada Sang Pencipta dari alam semesta.
Pada dasarnya keberadaan manusia pada era globalisasi moderen dimana Al-Qur’an bagaikan buah komunitas yang tak ada tara bandingnya. Bukankah di mana-mana dunia diselimuti kegelapan, kegelisahan dan berjalan di atas kegelapan, sementara yang lain terus bertikai, lantaran kehilangan komunitas.
Dalam posisi demikian, mereka tetap membabi buta, berjalan di atas jalan berduri, padahal dihadapannya ibarat ada sebuah korek api, andaikan mau menggerakkan tangan sedikit saja, tentu sudah dapat menyalakan pelita yang terang benderang. Allah berfirman: ” Maka kepada perkataan apakah sesudah Al-Qur’an ini mereka akan beriman?” [QS. Al-Mursalat (77): 50].
Membaca Al-Quran adalah ibadah
Membaca Al-Qur’an adalah ibadah, memahami akan maknanya dan mengamalkan isinya adalah suatu pekerjaan yang terpuji. Namun sejauh mana kah kita dapat membacanya, memahaminya, menghafalnya, dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, sebagai wujud cinta kepada Al-Qur’an yang kita imani?
Al-Qur’an adalah kitab Allah yang kekal dan bermukjizat yang diturunkan kepada hamba-Nya Muhammad SAW, Terpelihara keberadaannya. Al-Qur’an adalah kitab yang tersebar di bumi belahan Timur dan Barat yang paling banyak dan dipelajari.
Membaca Al-Qur’an sebagaimana yang diperintahkan Nabi, bukan merupakan tugas ringan, namun bukan pula terlalu sulit atau tidak mungkin dilakukan. Karena Al-Qur’an ditujukan kepada semua manusia. Al-Qur’an ini mengandung rahmat dan petunjuk, oleh karena itu membaca Al-Qur’an harus menjadi perhatian setiap keluarga Muslim.
Al-Qur’an merupakan Undang-undang
Al-Qur’an merupakan undang-undang yang tak perlu diragukan lagi, berisi syariat menuntun ke jalan yang benar dan lurus, oleh karena itu patutlah selalu membacanya sepanjang hayat.
Keutamaan Menghafal Al-Qur’an
Menghafal Al-Qur’an manfaatnya sangat banyak, anatara lain memelihara kesucian dan kemurnian Al-Qur’an dari kesalahan, pelecehan, penghinaan dari musuh-musuh Islam.
Pengamalan Al-Quran Dalam Kehidupan
Bagi umat Islam dewasa ini yang paling penting esensial dan paling mendesak ialah bagaimana Al-Qur’an ini diamalkan isinya dengan jujur dan bertanggung jawab sebagai wujud insan kamil.
Seharusnya umat Islam melihat dan menyadari, Al-Qur’an pernah merobah pola pikir dan pola budaya di masa periode awal bangkitnya Islam lantaran mengamalkan isi Al-Qur’an.
Sungguh merugilah umat Islam yang ditangannya dipegang Al-Qur’an, bibirnya komat-kamit membaca, di dalam hafidznya terhafal Al-Qur’an dengan fasih ayat-ayatnya, tapi dalam amaliyah sehari-harinya sangat jauh dari nilai-nilai yang terbaik dari ajaran Al-Qur’an itu sendiri.
Mengenal semangat roh Al-Qur’an
Apabila kita ingin mengenal semangat roh Al-Qur’an, kita harus benar-benar terlibat dalam perjuangan untuk menjalankan atau mengamalkan amanat tertinggi kitab suci Al Quran itu. Al-Qur’an barulah akan bermanfaat dan diterima sebagai ibadah bila dipahami dan diamalkan isinya, bahkan barulah berfungsi sebagai syafaat manakala kita mengamalkannya.
Betapa fatalnya pola kehidupan dewasa ini yang mengancam kelangsungan dan kelestarian nasib umat manusia yang ditandai dengan berbagai masalah kehidupan yang diakibatkan semangkin jauhnya umat Islam dari nilai-nilai Al-Qur’an dan sebagai petunjuk hidup bagi manusia. Wallahu ‘alam bish showab.
Referensi: Lembaran Dakwah “Uswatun Hasanah” No.756. 2003.