Kapan Raja Bangkit Dari Cerita Penentu Media Massa Kerajaan di Negeri Melayu Versi Sikapnews.com – 3

Foto : Ilustrasi

BATUBARA_Sikapnews.com : Masih dalam garis koridor, dimana para Raja dan sejumlah Prajurit Patuh akan perintah atasan. 

Jika kemarin penulis menulis diatas meja kayu yang digigit tikus, dan dibawah sinar matahari pagi, bahkan lezatnya penulis ditemani nasi berbalut daun pisang, tapi hari ini berbeda. 

Bacaan Lainnya

Ditulis pada 18 Februari 2024 di hadapkan Gelas putih berisikan air suguhan, tembakau pilihan, bahkan didepan monitor yang bisa melacak seluruh dunia dengan perjanjian wajib memiliki jaringan. 

Berpikir dan beretorika dihati, apakah kerajaan Bisa Bangkit dari pondasi yang tidak beraturan.? 

Bangkit dalam arti ketika golek bisa Bangkit. 

Ketika duduk bisa Bangkit. 

Atau ketika jatuh dalam sebuah perlombaan, mereka bisa Bangkit lagi. 

Bahkan terlebih-lebih tidak akan Bangkit pada seratus hari. 

DIA : Ohh iya lupo, Kerajaan Harus Bangkit, ado Pangeran, Prajurit, Dayang-dayang dan ado jugo Permaisuri di Negeri Melayu. 

DIA : Itulah yang jadi Aktor didalam Istana sehinggo pedagang luar bisa masuk ke Negeri Melayu. 

DIA : Kalau pedagang Lokal, tonang ajo, lamo-lamo bisa masuk ke Negeri Melayu. Sabar yo. 

DIA : Tak pala menghontam ondak masuk, cukup ucapkan salam, becakaplah macam sales menjual ubat kuat. 

Saat itu, sejumlah Prajurit mati ditembak Negeri Asing, ada yang mati terkena tusukan bambu runcing, ada juga yang menggunakan Anak Panah, bahkan senjata laras panjang masih dalam pelukan Prajurit ketika hembuskan nafas terakhir. 

Mustahilnya dalam dunia nyata, ada pula Prajurit Replika yang lahir dari bawah Kursi Kerajaan. 

Ketika kursi digeser Pangeran, terlihat Prajurit Replika kok bisa bergerak, padahal dia lahir bukan dari Rahim Tanah Melayu Pesisir Negeri ini. 

Lantas, Prajurit Replika kenapa pintar menggunakan senapang laras panjang untuk menembak para rakyat Negeri Melayu, hingga Media yang dimiliki Putra Lokal terus diabaikan.  

Als we het vandaag vergelijken, zijn communicatie- en formatdiensten zeer oneerlijk in de behandeling van lokale bewoners. 

Kata itu lebih tepat diungkapkan oleh Rakyat yang dianggap jelata yang melekat di jantung Sang Pangeran. 

Bahkan, Sembilan Pangeran yang ada di Istana saat ini berjanji akan mengembangkan sayap Media dan Lembaga Aksi yang beramamaterkan Organda. 

DIA : Tapi itu semuo bongak, dio mengucap cumo untuk merodam suasana supayo namo baik dio totap tejago.

DIA : Siapo budak tu, itu lah yang sekarang jadi Pangeran Kesejahteraan Masyarakat di Negeri Melayu. 

Bukan dia saja, namun Pangeran yang berhati batu masih ada lagi. 

Pangeran yang kini sangat disanjung dan di puja Media Massa diluar Negeri Melayu, sebab dialah Pangeran yang menentukan untuk bergabungnya di dunia pemberitaan. 

Pangeran itu masih bertahan, meskipun Raja bertukar tahta. Terdengar saat Rakyat jelata duduk sembari menyusun kayu api yang akan dibakar. 

Mereka berbisik, ternyata mengharap Pangeran itu lengser dari istananya. 

Istana kecil, persis di belakang lapangan hijau berjulukan Indrasakti, meski kecil, namun banyak menghasilkan bibit-bibit unggul Media dari luar Negeri Melayu ini. 

Tidak tinggal diam, rakyat jelata yang kerap membawa tombak kemana saja ternyata mengirimkan sepotong surat kepada Raja, bertuliskan tinta hitam dari perut cumi-cumi. Serta daun ketapang kering sebagai wadah penulisan. 

Seketika Raja pun Bangkit dari istirahat dan membacakan surat yang berisikan : Wahai sangat Raja, BANGKIT lah, lihat rakyat jelata sedang menunggu ketegasan mu, Lengserkan Pangeran-pangeran berhati batu. 

Ketapang kedua: Ada Media Negeri Melayu yang dizholimi, Raja tidak boleh diam. (adn) 

Pos terkait