Berkemas Diri Menyambut Bulan Suci Ramadhan

Foto : Aswan Nasution.

Sikapnews.com
MEMPERSIAPKAN DIRI DAN BERKEMAS MENYAMBUT DATANGNYA RAMADHAN

Oleh:
 Aswan Nasution
Alumni 1979 Al-Qismul A’ly Al-Jami’atul Washliyah Isma’iliyah Medan-Sumatera Utara

 

“Sesungguhnya telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah. Allah mewajibkan berpuasa di dalamnya. Dalam bulan Ramadhan di buka pintu surga, dikunci segala pintu neraka dan dibelennggu segala syaitan. Didalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Siapa saja tidak diberikan kepadanya kebajikan malam itu, berarti telah diharamkan baginya segala rupa kebajikan,” [HR. Ahmad, An-Nasai dan Baihaqi dari Abu Hurairah].

HARI demi hari terasa cepat berlalu. Rasanya, belum lama kita menjalankan ibadah shaum [puasa] di bulan Ramadhan tahun 1444 H., kini kita berpuasa kembali di bulan Ramadhan di tahun 1445 H.

KITA wajib bersyukur kepada Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan inayah-Nya dan telah memberikan nikmat kesehatan lahir dan batin umur panjang, hingga masih diberikan kesempatan untuk bertemu kembali dengan bulan yang penuh rahmat dan maghfirah ini.

Dengan demikian, marilah kita sambut kedatangan bulan Ramadhan, bulan penuh berkah ini dengan penuh kegembiraan dan suka cita, sebagaimana sabda Rasulullah SAW. tersebut di atas kepada sahabatnya.

Demikian pula bahwa diantara waktu paling besar dan agung yang diberkahi ini adalah bulan Ramadhan, yang di dalamnya telah diturunkan Al-Qur’an. Jadi, sangat pantas bagi seorang mukmin untuk mempersiapkan penyambutan bulan mulia yang akan datang ini dengan memenuhi syarat-syarat, anjuran-anjuran, dan adab-adab beribadah yang berkaitan dengan Ramadhan.

Tujuannya agar ia tidak kehilangan momen kebaikan yang besar serta tidak disibukan oleh sesuatu yang tidak utama dengan meninggalkan yang utama, atau yang utama dengan meninggalkan yang lebih utama darinya.

Hadirkanlah Ramadhan dalam hati kita sebagai bulan yang paling kita cintai. Telah berlalu sebelas bulan, dan bersiaplah, karena kita akan diberi kabar gembira dengan kedatangannya di antara celah waktu yang sedikit.

Bagaimana suka cita kita dalam menyambut kedatangannya? Bagaimana kegembiraan kita dengan jarak kedatangannya yang sudah dekat, dan senyuman kita ketika bertemu dengannya.

Adab-adab syar’i yang harus dipenuhi seperti mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan bulan tersebut sebelum kita mati; menjadikan jiwa kita merasa gembira atas

kedatangannya, serta menghilangkan keraguan dalam menunggu tampaknya hilal bulan tersebut.

Mempersiapkan diri dan berkemas untuk menyambut datangnya Ramadhan termasuk pengagungan terhadap syia-syiar Allah SWT. Dia berfirman: ” Demikianlah [perintah Allah]. Dan barangsiapa yang mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya hal itu timbul dari ketaqwaan hati”. [QS. Al- Haj: 32].

Karena itu, kita menyaksikan betapa mukminin sangat merindukan bulan Ramadhan. Hati-hati mereka merasa bersemangat untuk berpuasa pada siang harinya serta bersusah payah pada malam harinya dengan qiyamul lail dan Tahajud di hadapan Allah SWT.

Dalam kisah, ada seorang salaf pernah menjual hamba sahaya wanitanya kepada seseorang. Satu hari menjelang Ramadhan, tuannya yang baru mulai menyiapkan berbagai makanan dan minuman dengan berbagai ragamnya demi menyambut Ramadhan–sebagaimana yang dikerjakan banyak orang pada hari ini.

Ketika budak wanita itu melihat perbuatan majikannya , ia berkata, “Mengapa kalian mengerjakannya?” Keluarga majikannya menjawab, ” Untuk menyambut Ramadhan.” Ia berkata lagi, “Apakah kalian tidak pernah berpuasa kecuali hanya pada bulan Ramdhan?”

Ia berkata lagi, “Demi Allah, aku berasal dari suatu kaum yang menjadikan masa satu tahun mereka menjadi Ramadhan semua. Aku tidak butuh berada di sini, kembalikan aku kepada mereka [tuanku yang dulu]!” Lalu ia pun dikembalikan kepada majikan yang pertama.

Ketika kaum mukminin mendengar sabda Rasulullah SAW yang berbunyi: “Semua amalan anak Adam akan dilipatkan gandakan [balasannya]: 1 kebaikan akan dibalas dengan 10 sampai 700 kali lipat. Allah berfirman, ‘Kecuali puasa, sesungguhnya ia untuk-Ku, dan Aku yang langsung membalasnya. Hamba-Ku telah meninggalkan syahwat dan makananya karena Aku’ “[HR. Muslim].

Mereka mengetahui bahwa menahan diri dari hawa nafsu karena Allah SWT di dunia merupakan sebab untuk menikmatinya di akhirat kelak.

Maka, yaitu orang yang mengerahkan kesungguhan, berletih-letih, bergadang [untuk beribadah] dan selalu bersegera. Yaitu orang yang benar-benar merindukannya.

Yaitu, orang yang sebelum Ramadhan tiba, selalu menghitung berapa hari lagi bulan suci akan datang.

Yaitu, orang yang ketika berada di bulan itu, selalu merasa khawatir kalau-kalau bulan mulia ini akan segera berakhir.

Akhirnya, kita sambut Ramadhan dengan sepenuh hati dan ucapkan ” Marhaban ya Ramadhan, Marhaban ya Ramadhan, Marhaban ya Ramadhan. Sembari memohon kepada Allah SWT agar menyampaikan kita kepada Ramadhan, memberi kita petunjuk-Nya untuk beramal saleh, serta mengaruniai kita rahmat, ampunan, dan jaminan terbebas dari api neraka dari-Nya. Aamiin ya rabbal ‘alamiin. Wallahu ‘alam bisshawab.

“Selamat Menjalankan Ibadah Puasa Ramadhan 1445 H. Semoga Sukses Meraih TAQWA.”

Referensi:
Madrasah Ramadhan, DR. Raghib As-Sirjani, Aqwam, 2006.

Pos terkait