MEDAN_Sikapnews.com : Renovasi Stadion Teladan Medan tengah menjalani proses pengerjaan yang ditargetkan akan rampung pada Oktober 2024 mendatang. Stadion yang berdiri dari tahun 1952 ini akan dibangun berstandar Internasional dan menampung 20 ribu penonton.
Proyek rehabilitas renovasi Stadion Teladan dan prasarana pendukung hasil kolaborasi anggaran APBN Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) dan APBD dari Pemerintah Kota Medan dengan total anggaran 510 miliar.
“Ada dua, dari PUPR 275 miliar, dari APBD Kota Medan 235 miliar. Kalau yang di dalam ini 160 an lebih dan yang di luar sisanya itu untuk lanskap dan segala macam,” kata Bobby Nasution usai peletakan batu pertama renovasi Stadion Teladan, Jalan Teladan Barat, Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, Selasa (06/02/2024) kemarin.
Meski Stadion Teladan akan dibangun megah berstandar FIFA, lantas bagaimana pemerintah Kota Medan menjamin regulasi keselamatan serta kenyamanan di stadion ramah anak dan bebas dari asap rokok yang dapat mengganggu kesehatan. Hal ini juga berpandangan dari kasus tragedi di Kanjuruhan, Malang, Jawa Tengah pada 1 Oktober 2022 silam yang menelan 135 korban jiwa, diantaranya terdapat anak-anak.
Menanggapi hal itu, Wali Kota Medan Bobby Afif Nasution menyebutkan jika pemerintah Kota Medan sudah menerbitkan Peraturan Daerah (Perda) nomor 3 Tahun 2014 tentang Kawasan Tanpa Rokok, namun untuk di lokasi Stadion Teladan akan segera dikaji.
“Untuk kawasan itu sudah ada Perdanya ya, kawasan bebas asap rokok. Nah, ini tentunya kawasan olahraga, kawasan stadion nantinya akan kita tertibkan, akan kita buat sesuai dengan Perda. Jadi akan kita lihat apakah harus ada badan tersendirinya atau pengelola dan seperti apa, itu nanti kita jadikan opsi,” ucap menantu Presiden Joko Widodo itu.
Sementara itu, dikutip dari Voa Indonesia, Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti mengatakan pengelola stadion harus membuat larangan merokok secara tertulis dan bertindak tegas kepada pelanggar. Bukan hanya bagi anak-anak, asap rokok juga berbahaya bagi perokok pasif orang dewasa. Tak hanya asap rokok, Retno juga menyinggung dampak kata-kata kasar atau kotor yang terlontar dari penonton di stadion juga tidak baik bagi anak.
“Karena perilaku anak hampir 70 persen adalah meniru lingkungannya. Mereka belajar bahwa cara menonton sepak bola adalah seperti itu. Kalau anaknya ingin dan memang juga pecinta sepak bola maka orangtua tidak ada salahnya mengajak mereka menonton pertandingan. Kalau mendengar kata-kata kasar, maka bimbing anak bahwa itu tidak selayaknya dilakukan penonton, siapapun dia,” jelas Retno. (yuz)